Subnet mask adalah istilah teknologi
informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host,
apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan
sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah
nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan,
adalah sebagai berikut:
* Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
* Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah
jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada
di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default
(yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun
subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet
atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
CARA MENGHITUNG SUBNETMASK :
Misalkan anda memiliki IP adress 192.168.10.0 dan Subnet mask 255.255.255.128
Ubah angka 128
ke bilangan biner dengan cara sebagai berikut
128 : 2 = 64
sisa 0
64 : 2 = 32 sisa 0
32 : 2 = 16 sisa 0
16 : 2 = 8 sisa 0
8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 Sisa 0
Hasil akhir 1 tidak dapat dibagi menjadi 1
hasil bilangan binernya adalah 10000000
Banyaknya subnet yang tersedia dari rumus 2^x
X adalah jumlah dari angka 1, karena berdasarkan angka binner yang ada jumlah
1=1
maka 2^1 = 2 maka jumlah subnet maksnya adalah 2
Nah sekarang kita harus tau bila tersedia hanya 2 subnet maks maka kita
harus mencari berapa subnet maks tersebut?
Dari Subnet maks yang terbesar adalah 256 maka dihasilkan 256 – 128 = 128.
Maka subnet masknya adalah 0 dan 128
Contoh lain,
bila ditetapkan subnet masknya 255.255.255.192
Jumlah subnet maks dapt dihitung
192 : 2 = 96
sisa 0
96 : 2 = 48 sisa 0
48 : 2 = 24 sisa 0
24 : 2 = 12 sisa 0
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
maka bilangan binnernya adalah 11000000
karena angka 1 ada 2 maka 2^2 = 4
Dan subnet yang dapat digunakan adalah 256 – 192 = 64, maka Subnetnya
adalah 0, 64, 128, 192 artinya subnetnya adalah
255.255.255.0
255.255.255.64
255.255.255.128
255.255.255.192
Jumlah Host per Subnet = 2^y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per
subnet adalah 2^6 – 2 = 62 host
CONTOH SOAL SUBNETMASK :
Subnetting apa yang terjadi pada IP Address kelas C 192.168.1.0/27?
Jawab:
Subnet mask dari 192.168.1.0/27
adalah 11111111.1111111.11111111.11100000 atau 255.255.255.224, maka:
- Jumlah Subnet,
Jumlah subnet dapat dicari dengan 2 pangkat x, dimana x adalah banyaknya
angka 1 pada oktet 4, dalam perhitungan subnet mask diatas ada 3, sehingga
Jumlah subnet mask adalah 2 pangkat 3 sama dengan 8 buah subnet
- Jumlah Host,
Jumlah host pada tiap subnet dapat dicari dengan 2 pangkat y, dimana y
adalah banyaknya angka 0 pada oktet 4, dalam perhitungan diatas ada 5,
sehingga Jumlah Host tiap subnetnya adalah 2 pangkat 5 sama dengan 30
host tiap subnet.
- Blok Subnet,
Untuk mencari dapat dicari dengan dengan cara 256-224 (dimana 224 adalah
nilai oktet 4) sama dengan 32. Untuk mencari subnet yang lain hasil ini
dikali 2=64, dikali 3=96, dikali 4=128, dikali 5=160, dikali 6=192, dikali
7=224 dikali 8=256. Sehingga blok subnet yang valid adalah 0 (pasti
ada), 32,64,96,128,160,192, dan 224.
- Network Address, Host Address dan Broadcast
Address yang valid
Untuk mencari alamat host, broadcast dan network (subnet) kita
langsung aja buat tabel lengkapnya perhitungan subnetting ini sebagai
berikut:
Demikianlah sekilas tentang
contoh soal perhitungan subnetmask semoga ada manfaatnya. CMIIW...
Kita juga harus menguasai konsep
subnetting untuk mendapatkan IP address baru, dimana dengan cara ini kita dapat
membuat network ID baru dari suatu network yang kita miliki sebelumnya.
Subnetting digunakan untuk memecah satu buah network menjadi beberapa network
kecil.
Untuk memperbanyak network ID
dari suatu network id yang sudah ada, dimana sebagaian host ID dikorbankan
untuk digunakan dalam membuat ID tambahan
Ingat rumus untuk mencari banyak
subnet adalah 2 n – 2
N = jumlah bit yang diselubungi
Dan rumus untuk mencari jumlah
host per subnet adalah 2 m – 2
M = jumlah bit yang belum
diselubungi
Contoh kasus dengan penyelesaian
I :
Ip address 130.200.0.0 dengan
subnet mask 255.255.224.0 yang diidentifikasi sebagai kelas B.
Subnet mask :
11111111.11111111.11100000.00000000
3 bit dari octet ke 3 telah
digunakan , tingal 5 bit yang belum diselubungi maka banyak kelompok subnet
yang bisa dipakai adalah kelipatan 2 5 = 32 (256 – 224 = 32)
32 64 96 128 160 192 224
Jadi Kelompok IP yang bisa
digunakan dalah ;
130.200.0.0 – 130.200.31.254 à subnet loopback
130.200.32.1 – 130.200.63.254
130.200.64.1 – 130.200.95.254
130.200.96.1 – 130.200.127.254
130.200.128.1 – 130.200.159.254
130.200.160.1 – 130.200.191.254
130.200.192.1 – 130.200.223.254
Contoh kasus dengan penyelesaian
II :
Terdapat network id 130.200.0.0
dengan subnet 255.255.192.0 yang termasuk juga kelas B, cara lain untuk
menyelesaikannya adalah ;
• Dari nilai octet pertama dan
subnet yang diberikan, dapat diketahui IP address adalah kelas B yang octet
ketiga diselubungi dengan angka 192…
• Hitung dengan rumus (4 oktet –
angka yang diselubung) 256 – 192 = 64
• Jadi kelompok subnet yang dapat
dipakai adalah kelipatan 64 dan 128.
Jadi kelompok ip yang dapat
dipakai adalah
130.200.64.1 sampai
130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.199.254
Kasus ;
Kita memiliki kelas B dengan
network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0
Dengan cara yang sama diatas
sebelumnya ;
• Dari nilai octet pertama dan
subnet yang diberikan dapat diketahui IP address adalah kelas B dengan octet
ketiga terseluibung dengan angka 224
• Hitung dengan rumus (256-224)
=32
• Jadi kelompok subnet yang dapat
dipakai adalah kelipatan 32 yaitu 64 96 128 160 192
Dengan demikian, kelompok IP
address yang dapat dipakai adalah ;
130.200.32.1 sampai
130.200.63.254
130.200.64.1 sampai
130.200.95.254
130.200.96.1 sampai
130.200.127.254
130.200.128.1 sampai
130.200.159.254
130.200.160.1 sampai
130.200.191.254
130.200.192.1 sampai
130.200.223.254
Kasus :
misalkan kita menggunakan kelas C
dengan network address 192.168.81.0 dengan subnet mask 255.255.255.240, maka
• Dari nilai octet pertama dan
subnet yang diberikan dapat diketahui IP address adalah kelas C dengan oktat
ketiga terselubung dengan angka 240
• Hitung (256 – 240) = 16
• Maka kelompok subnet yang dapat
digunakan adalah kelipatan 16, yaitu 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192
208 224
Maka kelompok IP address yang
dapat digunakan adalah ;
192.168.81.17 sampai
192.168.81.20
192.168.81.33 sampai
192.168.81.46
192.168.81.49 sampai
192.168.81.62
192.168.81.65 sampai
192.168.81.78
192.168.81.81 sampai
192.168.81.94
192.168.81.97 sampai
192.168.81.110
192.168.81.113 sampai
192.168.81.126
192.168.81.129 sampai
192.168.81.142
192.168.81.145 sampai
192.168.81.158
192.168.81.161 sampai
192.168.81.174
192.168.81.177 sampai
192.168.81.190
192.168.81.193 sampai
192.168.81.206
192.168.81.209 sampai
192.168.81.222
192.168.81.225 sampai
192.168.81.238
Kasus :
Sebuah perusahaan yang baru
berkembang mempunyai banyak kantor cabang dan tiap kantor cabang mempunyai 255
workstation, network address yang tersedia adalah 164.10.0.0, buatlah subnet
dengan jumlah subnet yang terbanyak
Penyelesaian ; 164.10.0.0 berada
pada kelas B, berarti octet 3 dan 4 digunakan untuk host, sedangkan 1 kantor
cabang ada 254 host, maka ambil 1 bit lagi dari octet ke 3 agar cukup.
Maka subnetmask yang baru
11111111.11111111.11111110.00000000
255. 255. 254. 0
Subnet yang tersedia adalah 256 –
254 = 2, maka subnetnya kelipatan 2 sampai dengan 254.
Jumlah subnet (2 7 – 2) = 128 – 2
= 26 subnet
Jumlah host / subnetnya (2 9 – 2
) = 512 – 2 = 510 host
164.10.0.0 sampai 164.10.1.0 à dibuang
164.10.2 .1 sampai 164.10.3.254
164.10.4.1 sampai 164.10.5.254
164.10.6.1 sampai 164.10.7.254
164.10.8.1 sampai 164.10.9.254
.
.
.
164.10.252.1 sampai
164.10.253.254
Kasus :
Kita mendapatkan IP dari ISP
yaitu 192.168.20.0 untuk alamat network dan subnet masknya 255.255.255.192 ini
berarti notasi /26.
Jumlah subnet adalah 192, berarti
11000000, maka 22 – 2 = 2
Berapa banyak host per subnet, 26
– 2 = 62 host
Hitung subnet yang valid 256 –
192 = 64 subnet, maka terus tambahkan block size sampai angka subnet mask. 64 +
64 = 128. 128 + 64 = 192, yang tidak valid karena ia adalah sebuah subnet mask.
Maka subnet yang valid adalah 64 dan 128.
Subnet 64 128
Host pertama 65 129
Host terakhir 126 190
Alamat Broadcast 127 191
Cara membaca tabel diatas yaitu
dari atas ke bawah untuk setiap kolom subnet, contoh: kolom pertama subnet 64
atau lengkapnya 192.168.20.64 memunyai host pertama 65 atau 192.168.20.65, host
terakhir 126 atau 192.168.20.126 dan alamat broadcast di 127 atau
192.168.20.127.
Kasus
Kita mendapatkan IP dari ISP
yaitu 192.168.10.0 untuk alamat network dan subnet masknya 255.255.255.224 ini
berarti notasi /27.
Berapa jumlah subnet, 224 adalah
11100000, jadi 23-3 = 6
Berapa banyak host per subnet, 25
– 2 = 30 host
Hitung subnet yang valid 256 –
224 = 32
32 + 32 = 64
64 + 32 = 96
96 + 32 = 128
128 + 32 = 160
160 + 32 = 192
192 + 32 = 224
224 tidak valid karena ia adalah
sebuah subnet mask. Maka subnet yang valid adalah
32, 64, 96,128,160,129,224
Subnet 32 64 96 128 160 192
Host pertama 33 65 97 129 161 193
Host terakhir 62 94 126 158 190
222
Alamat Broadcast 63 95 127 159
191 223
Cara membaca tabel diatas yaitu
dari atas ke bawah untuk setiap kolom subnet, contoh: kolom pertama subnet 32
atau lengkapnya 192.168.10.32 memunyai host pertama 33 atau 192.168.10.33, host
terakhir 62 atau 192.168.10.62 dan alamat broadcast di 63 atau 192.168.10.63.
Kasus kelas C
Kita mendapatkan IP dari ISP
yaitu 192.168.10.0 untuk alamat network dan subnet masknya 255.255.255.224 ini
berarti notasi /27.
Berapa jumlah subnet, 224 adalah
11100000, jadi 23-3 = 6
Berapa banyak host per subnet, 25
– 2 = 30 host
Hitung subnet yang valid 256 –
224 = 32
32 + 32 = 64
64 + 32 = 96
96 + 32 = 128
128 + 32 = 160
160 + 32 = 192
192 + 32 = 224
224 tidak valid karena ia adalah
sebuah subnet mask. Maka subnet yang valid adalah
32, 64, 96,128,160,129,224
Subnet 32 64 96 128 160 192
Host pertama 33 65 97 129 161 193
Host terakhir 62 94 126 158 190
222
Alamat Broadcast 63 95 127 159
191 223
Cara membaca tabel diatas yaitu
dari atas ke bawah untuk setiap kolom subnet, contoh: kolom pertama subnet 32 atau
lengkapnya 192.168.10.32 memunyai host pertama 33 atau 192.168.10.33, host
terakhir 62 atau 192.168.10.62 dan alamat broadcast di 63 atau 192.168.10.63.
Kasus :
Di sebuah perusahaan
manufacturing yang mempunyai banyak bagian dalam perusahaan tersebut, dimana
setiap bagian mempunyai 700 host, network address yang didapat adalah
171.168.10.0, berarti ini kelas B…perhatikan bagaimana jika kita menggunakan
kelas C karena kelas C hanya dapat menampung host sebanyak 254 !!!
Classless Inter-Domain Rouitng
(CIDR)
Suatu metode yang digunakan oleh
ISP untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada perusahaan, kerumah seorang
pelanggan. ISP menyediakan ukuran blok (block size) tertentu.
Contoh : kita mendapatkan blok IP
192.168.32/28. notasi garis miring atau slash notation (/) berarti berapa bit
yang bernilai 1 (contoh diatas adalah /28 berarti ada 28 bit yang bernilai 1).
Nilai maksimum setelah garing
adala /32. karena satu byte adalah 8 bit dan terdapat 4 byte dalam sebuah
alamat IP (4 x 8 = 32). Namun subnet mask terbesar tanpa melihar class
alamatnya adalah hanya /30, karena harus menyimpan paling tidak dua buah bit
sebagai bit dan host.
Nilai CIDR
255.0.0.0 /8
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255. 255.224.0 /19
255. 255.240.0 /20
255. 255.248.0 /21
255. 255.252.0 /22
255. 255.254.0 /23
255. 255.255.0 /24
255.255. 255.128 /25
255.255. 255.192 /26
255. 255. 255.224 /27
255. 255. 255.240 /28
255. 255. 255.248 /29
255. 255. 255.252 /30
Keterangan : pola yang
dimaksudkan adalah pola 128, 192, 224, 240, 248, 252, dan 254
Dimana 128 dalam binary yaitu =
10000000 (1 bit subnet), 192 dalam binary yaitu 11000000 (2 bit binary) dan
seterusnya. Maka hafalkan pola 128, 192, 224, 240, 248, 252 dan 254.
Contoh latihan subnetting : alamat class B
Alamat Network 172.16.0.0 dan
subnet mask 255.255.192.0
Subnet 192 = 11000000, 2 2 – 2 =
2
Host 2 14 – 2 = 16.382 (6 bit di
octet ketiga, dan 8 bit di octet keempat)
Subnet yang valid 256 – 192 = 64.
64 + 64 = 128
Subnet 64.0 128.0
Host pertama 64.1 128.1
Host terakhir 127.254 192.254
Broadcast 127.255 199.255
Keterangan, maka subnet 64.0 atau
172.16.64.0, mempunyai host pertama 64.1 atau 172.16.64.1 sampai dengan 171.16.127.254
dan alamat broadcastnya 172.16.127.255
Contoh latihan subnetting : alamat class A
Alamat Network 10.0.0.0 dan
subnet mask 255.255.0.0
Subnet 255 = 11111111, 2 8 – 2 =
254
Host 2 16 – 2 = 65.534
Subnet yang valid 256 – 255 = 1,
2 , 3 dan seterusnya. (semua di octet kedua). Subnetnya menjadi 10.1.0.0,
10.2.0.0, 10.3.0.0 dan seterusnya sampai 10.254.0.0
Subnet 10.1.0.0 … 10.254.0.0
Host pertama 10.1.0.1 …
10.254.0.1
Host terakhir 10.1.255.254 …
10.254.255.254
Broadcast 10.1.255.255 …
10.254.255.255
NETMASK/SUBNETMASK
Untuk pengelompokan pengalamatan,
selain nomor IP dikenal juga netmask atau subnetmask. Yang besarnya sama dengan
nomor IP yaitu 32 bit. Ada tiga pengelompokan besar subnet mask yaitu dengan
dikenal, yaitu 255.0.0.0 , 255.255.0.0 dan 255.0.0.0.
Pada dunia jaringan, subnetmask
tersebut dikelompokkan yang disebut class dikenal tiga class yaitu :
1. Class A, adalah semua nomor IP
yang mempunyai subnetmask 255.0.0.0
2. Class B, adalah semua nomor IP
yang mempunyai subnetmask 255.255.0.0
3. Class C, adalah semua nomor IP
yang mempunyai subnetmask 255.255.255.0
Gabungan antara IP dan Netmask
inilah pengalamatan komputer dipakai. Kedua hal ini tidak bisa lepas. Jadi
penulisan biasanya sbb :
IP : 202.95.151.129
Netmask : 255.255.255.0
Suatu nomor IP kita dengan nomor
IP tetangga dianggap satu kelompok (satu jaringan) bila IP dan Netmask kita
dikonversi jadi biner dan diANDkan, begitu juga nomor IP tetangga dan Netmask
dikonversi jadi biner dan diANDkan, jika kedua hasilnya sama maka satu jaringan.
Dan kita bisa berhubungan secara langsung.
Ketika kita berhubungan dengan
komputer lain pada suatu jaringan, selain IP yang dibutuhkan adalah netmask.
Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada 10.252.102.135
bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satu jaringan atau
lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask komputer kita
karena kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0
maka range terdiri dari atas semua IP yang memiliki 3 byte pertama yang sama.
Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya 255.255.255.0 maka range
jaringan saya adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga kita bisa secara
langsung berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada
pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-angka tercetak tebal
menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).
Dalam suatu organisasi komersial
biasanya terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian personalia/HRD, Marketing,
Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai
kepentingan yang berbeda-beda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa
dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula
digabungkan jaringannya dengan bagian yang lain.
Ada beberapa alasan yang
menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal (LAN)
agar dapat mencakup seluruh organisasi :
q Teknologi yang berbeda. Dalam
suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam teknologi dalam jaringannya.
Semisal teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi
FDDI.
q Sebuah jaringan mungkin dibagi
menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah performanasi. Sebuah LAN
dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik dibandingkan dengan
LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung dalam satu
media akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang paling
sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN.
q Departemen tertentu membutuhkan
keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.
Pembagian jaringan besar ke dalam
jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebut sebagai subnetting. Pemecehan
menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar tunggal ke dalam sunet-subnet
(sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan menggunakan subnet mask
bersama-sama dengan no IP.
Pada subnetmask dalam biner,
seluruh bit yang berhubungan dengan netID diset 1, sedangkan bit yang
berhubungan dengan hostID diset 0.
Dalam subnetting, proses yang
dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID untuk membentuk subnetID. Dengan
demikian jumlah bit yang digunakan untuk HostID menjadi lebih sedikit. Semakin
panjang subnetID, jumlah subnet yang dibentuk semkain banyak, namun jumlah host
dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit.
Cara Pembentukan Subnet :
Misal jika jaringan kita adalah
192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikan range 192.168.0.0 –
192.168.255.255). Ingat kelas B berarti 16 bit pertama menjadi NetID yang dalam
satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini adalah 192.168) dan bit selanjutya
sebagai Host ID (yang merupakan nomor komputer yang terhubung ke dan setiap
komputer mempunyai no unik mulai dari 0.0 – 255.255). Jadi
netmasknya/subnetmasknya adalah 255.255.0.0
Kita dapat membagi alokasi
jaringan diatas menjadi jaringan yang kebih kecil dengan cara mengubha subnet
yang ada.
Ada dua pendekatan dalam
melakukan pembentukan subnet yaitu :
1. Berdasarkan jumlah jaringan
yang akan dibentuk
2. Berdasarkan jumlah host yang
dibentuk dalam jaringan.
Cara perhitungan subnet
berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan :
1. Menentukan jumlah jaringan
yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner.
Misalkan kita ingin membuat 255
jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudah ditentukan. 255 à 11111111
2. Menghitung jumlah bit dari
nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai subnetID
Dari 255 à 11111111 à jumlah bitnya adalah 8
3. Jumlah bit hostID baru adalah
HosiID lama dikurangi jumlah bit nomor 2.
Misal dari contoh diatas
hostIDbaru: 16 bit – 8 bit = 8 bit.
4. Isi subnetID dengan 1 dan
jumlahkan dengan NetIDLama.
Jadi NetID baru kita adalah
NetIDlama + SubNetID :
à
11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24)
Berkat perhitungan di atas maka
kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu :
192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx,
192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga 192.168.255.xxx dengan netmash
255.255.255.0.
xxx à menunjukkan hostID antara 0-255
Biasa ditulis dengan 192.168.0/24
à 192.168.0
menunjukkan NetID dan 24 menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di
subnetmask).
Dengan teknik ini kita bisa
mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak jaringan yang berukuran
sama.
Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut :
1. Ubah IP dan netmask menjadi
biner
IP : 192.168.1.0 à
11000000.10101000.00000000.00000000
Netmask : 255.255.255.0 à 11111111.11111111.
11111111.00000000
Panjang hostID kita adalah yang
netmasknya semua 0 à 16 bit.
2. Memilih jumlah host terbanyak
dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner.
Misal dalam jaringan kita
membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.
3. Hitung jumlah bit yang
dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti sebagai jumlah host
dalam jaringan kita.
Jumlah host 25 menjadi biner
11001 dan jumlah bitnya adalah 5.
4. Rubah netmask jaringan kita
dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah perhitungan nomor 3.
Jadi netmasknya baru adalah
11111111.11111111.11111111.11100000
Identik dengan 255.255.255.224
jika didesimalkan.
Jadi netmask jaringan berubah dan
yang awalnya hanya satu jaringan dengan range IP dari 1 -254 menjadi 8
jaringan, dengan setiap jaringan ada 30 host/komputer
Alokasi Range IP
1 192.168.1.0 – 192.168.1.31
2 192.168.1.32 – 192.168.1.63
3 192.168.1.64 – 192.168.1.95
4 192.168.1.96 – 192.168.1.127
5 192.168.1.128 – 192.168.1.159
6 192.168.1.160 – 192.168.1.191
7 192.168.1.192 – 192.168.1.223
8 192.168.1.224 – 192.168.1.255
Nomor IP awal dan akhir setiap subnet
tidak bisa dipakai. Awal dipakai ID Jaringan (NetID) dan akhir sebagai
broadcast.
Misal jaringan A 192.168.1.0
sebagai NetID dan 192.168.1.31 sebagai broadcast dan range IP yang bisa dipakai
192.168.1.1-192.168.1.30.
IP ADDRESS
Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang
berbeda. Alamat ini supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP
address diseluruh dunia diberikan oleh badan internasional Internet Assigned
Number Authority (IANA), dimana IANA hanya memberikan IP address Network ID nya
saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP address tersebut.
Contoh IP address untuk cisco.com adalah 202.93.35.9 untuk
www.ilkom.unsri.ac.id dengan IP nya 202.39.35.9
Alamat yang unik terdiri dari 32
bit yang dibagi dalam 4 oktet (8 bit)
00000000 . 00000000 . 00000000 .
00000000
o 1 o 2 o 3 o 4
Ip address dibagi menjadi 2
bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network ID yang akan menentukan
alamat dalam jaringan (network address), sedangkan Host ID menentukan alamat
dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin
dengan mesin lainnya.
Ibaratkan Network ID Nomor jalan
dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya
IP address dibagi menjadi kelas
yaitu ;
Kelas yang umum digunakan adalah
kelas A sampai dengan kelas C.
Pada setiap kelas angka pertama
dengan angka terakhir tidak dianjurkan untuk digunakan karena sebagai valid
host id, misalnya kelas A 0 dan 127, kelas B 128 dan 192, kelas C 191 dan 224.
ini biasanya digunakan untuk loopback addresss.
Catatan :
• alamat Network ID dan Host ID
tidak boleh semuanya 0 atau 1 karena jika semuanya angka biner 1 :
255.255.255.255 maka alamat tersebut disebut floaded broadcast
• alamat network, digunakan dalam
routing untuk menunjukkan pengiriman paket remote network, contohnya 10.0.0.0,
172.16.0.0 dan 192.168.10.0
Dari gambar dibawah ini
perhatikan kelas A menyediakan jumlah network yang paling sediikit namun
menyediakan host id yang paling banyak dikarenakan hanya oktat pertama yang
digunakan untuk alamat network bandingkan dengan kelas B dan C.
Untuk mempermudah dalam
menentukan kelas mana IP yang kita lihat, perhatikan gambar dibawah ini. Pada
saat kita menganalisa suatu alamat IP maka perhatikan octet 8 bit pertamanya.
Pada kelas A : 8 oktet pertama
adalah alamat networknya, sedangkan sisanya 24 bits merupakan alamat untuk host
yang bisa digunakan.
Jadi admin dapat membuat banyak
sekali alamat untuk hostnya, dengan memperhatikan
2 24 – 2 = 16.777.214 host
N ; jumlah bit terakhir dari
kelas A
(2) adalah alamat loopback
Pada kelas B : menggunakan 16 bit
pertama untuk mengidentifikasikan network sebagai bagian dari address. Dua
octet sisanya (16 bits) digunakan untuk alamat host
2 16 – 2 = 65.534
Pada kelas C : menggunakan 24 bit
pertama untuk network dan 8 bits sisanya untuk alamat host.
2 8 – 2 = 254
Nomor IP terdiri dari 32 bit yang
didalamnya terdapat bit untuk NETWORK ID (NetID) dan HOST ID (HostID). Secara
garis besar berikut inilah pembagian kelas IP secara default
::.TERIMAKASIH.::