Komunikasi
berasal dari bahasa Inggris ‘Communication’, secara etimologis berasal
dari bahasa Latin ‘Commicatus’, dan perkataan ini bersumber dari kata
‘Communis’ yang memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi miliki bersama’.
Komunikasi berarti suatu proses membangun saling pengertian dengan
menciptakan dan menggunakan informasi agar tehubung satu sama lain.
Data
berasal dari kata ‘datum’ yang berarti materi atau kumpulan fakta yang
dipakai untuk keperluan suatu analisa. Data merupakan sesuatu yang masih
belum mempunyai arti bagi penerimanya dan memerlukan suatu pengolahan
untuk menjadi informasi (informasi adalah sesuatu yang bisa dimengerti
manusia dan bernilai pengetahuan). Data bisa berwujud suatu kedaan,
gambar, huruf, angka, bahasa, simbol matematika dan simbol lainnya yang
bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian
ataupun suatu konsep.
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan
penerimaan data secara elektronik dari dua atau lebih alat yang
terhubung kedalam sebuah jaringan (network) melalui suatu media. Elemen
Sistem Komunikasi data dapat dibagi menjadi 3 bagian seperti yang
digambarkan dalam bagan berikut ini:
Gambar 1. Elemen Sistem Komunikasi Data
Untuk
mengkomunikasikan data dari suatu tempat ketempat lain ke 3 elemen
tersebut harus ada, bila salah satu elemen tidak tersedia maka
komunikasi data mustahil bisa dilakukan.
Perkembangan Komunikasi Data
Sebelum
berkembangnya teknologi komunikasi data dan adanya jaringan komputer
(computer network), banyak perusahaan mengalami keadaan seperti yang
digambarkan sebagai berikut:
Suatu perusahaan umumnya terdiri atas
berbagai bagian yang masing-masing menjalankan fungsinya. Perkembangan
perusahaan akan memberikan tuntutan bagi suatu bagian untuk melakukan
komputerisasi operasinya. Tiap bagian akan mengembangkan sistemnya
sesuai dengan keperluannya sehingga perusahaan tersebut akan mempunyai
berbagai sistem yang satu dengan yang lainnya tidak kompatibel dan hanya
efisien untuk bagian tersebut. Untuk menghemat biaya, waktu dan tenaga,
digunakanlah sistem yang dipusatkan sehingga masing-masing bagian hanya
menyiapkan datanya sedangkan pengolahannya dipusatkan dan dilakukan
oleh komputer yang berkekuatan besar (mainframe). Pengolahan kebanyakan
dilakukan secara sistem batch (Batch Processing system). Sistem terpusat
seperti ini mengumpulkan dan mempersiapkan data yang hendak diolah agar
dapat diterima oleh komputer pusat pengolah data, sehingga memerlukan
selang beberapa waktu untuk memperoleh hasilnya. Kadang-kadang data yang
diperlukan dan telah dipersiapkan tersebut dibawa dengan alat
transportasi ke komputer pengolah data. Oleh komputer data tersebut akan
diolah sesuai dengan aturan yang berlaku. Hasil pengolahan kemudian
dikeluarkan dalam bentuk yang dapat dipergunakan oleh pemakai, misalnya
berbentuk cetakan kertas (print-out), ataupun bentuk lain. Hasil ini
kemudian dikirimkan ke pihak yang memerlukannya. Tiap-tiap bagian tidak
dapat memasukkan data dan mendapatkan data seketika dari komputernya.
Gambar 2. Pengolahan Data konvensional
Untuk
mengatasi selang waktu yang diperlukan untuk membawa data tersebut
haruslah digunakan suatu sistem komunikasi data. Dengan sistem ini tiap
pengolahan yang diperlukan akan mendapatkan suatu terminal yang
terhubung ke komputer pusat. Melalui terminal ini tugas atau data dapat
secara langsung diberikan kepada komputer dan hasilnya dapat diterima
seketika itu juga. Selain itu, data bagian lain dapat juga dimanfaatkan
jika dibutuhkan sehingga dapat diperoleh sistem pengolahan informasi
yang benar-benar terpusat. Semua bagian dari perusahaan tersebut dapat
saling memanfaatkan data karena tersimpan di satu tempat dan program
yang ada akan mengatur keandalan dari data perusahaan.
Pada
situasi di atas terlihat kenyataan bahwa untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan diperlukan cukup banyak waktu. Usaha mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pengolahan menyebabkan timbulnya
komunikasi data ini. Sebelum adanya komunikasi data aktivitas pengolahan
data harus melalui beberapa prosedur yang tidak terlalu efisien.
Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa waktu dapat dihemat terutama
pada bagian transportasi dan pada saat pengubahan bentuk data ke bentuk
yang sesuai dengan bentuk yang dapat diterima oleh sistem komputer.
Dengan menggunakan saluran komunikasi sebagai alat transportasi, waktu
yang dapat dihemat cukup banyak. Bilamana kegiatan pengubahan bentuk
data ke bentuk yang dikehendaki tidak terjadi dalam proses langsung dan
harus dilakukan pada saat pengumpulan data, maka komunikasi data seperti
ini disebut komunikasi data off-line (Of line data communication).
Lebih
banyak waktu lagi dapat dihemat bila data yang dikumpulkan dapat
langsung diterima oleh komputer lalu segera diolah (interactive),
berarti sistem komunikasi data seperti ini disebut sebagai Komunikasi
data on-line (On line data communication). Dengan adanya komunikasi data
ini pemakai (user) dapat mengirimkan data langsung ke komputer melalui
terminalnya yang dihubungkan dengan saluran transmisi. Akibatnya
komunikasi data memberi keuntungan dalam penghematan waktu dalam hal:
⦁
Pengumpulan dan persiapan data: Bila pada saat pengumpulan data
digunakan suatu intelligent terminal (terminal pintar) maka waktu untuk
pengumpulan data dapat dikurangi sehingga dapat mempercepat proses.
⦁ Pengolahan data: Komputer langsung mengolah data yang masuk dari saluran transmisi.
⦁ Distribusi: Dengan adanya saluran transmisi hasil dapat langsung dikirimkan kepada pemakai yang memerlukannya.
Kalau
alasan pertama adalah penghematan waktu, maka alasan kedua ialah
penggunaan sistem komputer secara lebih efisien. Contohnya ialah
penggunaan komputer secara bersama oleh berbagai departemen, bagian
ataupun anak perusahaan dari suatu perusahaan yaitu dengan pemakaian
terminal pada masing-masing pihak yang membutuhkannya.
Sekarang dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi data antara lain ialah:
⦁
Memungkinkan pengiriman data dalam jumlah yang besar secara effisien,
tanpa kesalahan dan ekonomis dari satu tempat ke tempat yang lain.
⦁ Memungkinkan penggunaan sistem komputer dan peralatan pendukungnya dari jauh (remote computer use)
⦁
Memungkinkan penggunaan sistem komputer secara terpusat maupun secara
tersebar sehingga mendukung manajemen dalam hal kontrol
⦁ Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam berbagai macam sistem komputer
⦁ Mengurangi waktu untuk pengolahan data
⦁ Mendapatkan data langsung dari sumbernya (mempertinggi kehandalan)
⦁ Mempercepat penyebarluasan informasi.
Kini
perusahaan kecil dan menengah dengan cepat mengadopsi pemakaian
komputer terutama apa yang dikenal sebagai PC (Personal Computer).
Umumnya perusahaan-perusahaan ini sebagian besar tidak menggunakan
sistem terpusat karena investasi yang diperlukan terlalu tinggi.
Pemakaian dari PC yang meluas menimbulkan perkembangan yang pesat dalam
hal pemakaian bersama sumber daya dan menuntut komunikasi yang handal
dan murah. Kemajuan teknik komunikasi data menyebabkan timbulnya suatu
jaringan yang merupakan kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak
yang dapat saling berkomunikasi. Jaringan yang dibentuk karena
dimungkinkannya komunikasi yang handal antar perangkat dalam jaringan
tumbuh dengan sangat pesat. Pengolahan informasi bukan saja terpusat
akan tetapi dapat tersebar. Jaringan akan dinilai didasarkan atas
keandalan, keamanan dan unjuk kerjanya (misalnya dalam hal jumlah
pemakai yang dapat didukungnya; jenis medium yang dipakai; perangkat
keras; perangkat lunak). Efektivitas sistem komunikasi data tergantung
pada karakterisitik dasar yaitu: penyampaian (delivery), ketepatan
(accuracy) dan waktu (timeliness).
Bentuk Sistem Komunikasi Data
Dari
pembahasan perkembangan komunikasi data maka dapat diketahui suatu
sistem komunikasi data dapat berbentuk off-line communication system
atau on-line communication system.
1. off-line communication system
Suatu
bentuk sistem komunikasi data yang sederhana dapat berbentuk off-line
communication system,yaitu data yang ditransmisikan tidak langsung
diproses oleh CPU penerima.
Gambar 3. Off-Line Communication System
2. On-Line Communication System
Suatu
on-line communication system, data yang dikirimkan akan langsung
diterima oleh komputer pusat untuk diolah. On-Line Communication System
dapat berbentuk remote job entry (RJE) system; realtime system; time
sharing system; client server system atau distributed data processing
system.
a. Remote Job Entry System
Data yang akan
dikirimkan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikirimkan secara
bersama-sama ke komputer pusat untuk diolah. Karena data dikumpulkan
(batch) terlebih dahulu dalam suatu periode, maka cara pengolahan sistem
ini disebut dengan batch processing system. Hasil dari pengolahan data
umumnya ada dikomputer pusat dan tidak dapat langsung seketika
dihasilkan, karena komputer pusat harus sekaligus mengolah sekumpulan
data yang cukup besar.
Gambar 4. Remote Job Entry System
b. Realtime System
Suatu
realtime system memungkinkan data yang dikirim kepusat komputer
seketika pada saat itu juga akan diolah di pusat komputer dan pusat
komputer mengirimkan kembali hasil pengolahan pengiriman data yang
dikirimkan tersebut. American Airlines merupakan perusahaan yang pertama
kali mepelopori sistem ini. Dengan realtime system, penumpang dapat
memesan tiket untuk suatu nomor penerbangan tertentu dan mendapatkan
hasilnya kurang dari 15 detik, calon penumpang dapat pula mengetahui
apakah masih ada tempat duduk atau tidak.
Gambar 5. Realtime System
c. Time Sharing System
Time
Sharing System memungkinkan beberapa pemakai bersama-sama menggunakan
suatu komputer dan komputer tersebut akan membagi waktunya bergantian
untuk tiap-tiap pemakai. Tiap-tiap user dilayani oleh komputer
bergiliran dalam waktu yang sangat cepat (time slice atau quantum),
sehingga tiap-tiap pemakai komputer tidak merasa bahwa komputer melayani
beberapa pemakai sekaligus bergiliran.
Gambar 6. Time Sharing System
d. Client Server System
Time
Sharing System umumnya melibatkan komputer mainframe yang dihubungkan
dengan banyak terminal. Terminal yang digunakan adalah dumb terminal
yang digunakan sebagai alat input atau output saja. Terminal ini disebut
dengan dumb terminal (terminal bodoh) karena tidak memiliki processor,
sehingga semua pengolahan data dilakukan oleh komputer pusat
(mainframe). Oleh karena itu komputer pusat harus membagi waktunya (time
sharing) untuk melayani dumb terminal.
Dengan semakin murahnya
komputer mikro (PC), banyak dumb terminal yang diganti oleh komputer
mikro ini. Sebagai sebuah terminal, komputer mikro merupakan Intelligent
terminal karena memiliki processor didalamnya, sehingga pengolahan data
dapat dilakukan di komputer mikro tersebut. Jika pengolahan data dapat
dilakukan di masing-masing terminal, maka logikanya pengolahan data
tidak perlu dilakukan oleh komputer pusat yang besar dan mahal seperti
mainframe. Yang diperlukan adalah komputer pusat yang menyediakan
database dan program aplikasi umum. Komputer pusat seperti itu cukup
komputer mini bahkan komputer mikro yang memiliki media penyimpanan
cukup besar untuk melayani (server) kebutuhan data dan program dari
terminal-terminal komputer mikro. Komputer pusat yang berfungsi sebagai
penyedia data dan program ini disebut dengan server. Komputer-komputer
mikro yang berfungsi sebagai terminal disebut dengan clients dan sistem
jaringan ini disebut dengan Client Server System.
e. Distributed Data Processing System
Distributed
Data Processing (DDP) System merupakan suatu sistem komputer interaktif
yang lokasinya terpencar dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi,
masing-masing komputer mampu mengolah data secara sendiri-sendiri dan
mampu berhubungan dengan komputer lainnya dalam suatu sistem.
Masing-masing komputer dalam setiap lokasi menggunakan komputer yang
lebih kecil dibandingkan dengan komputer pusat. Komputer kecil tersebut
memiliki penyimpanan data tersendiri dan mampu mengolah data sendiri.
Pekerjaan yang terlalu besar yang tidak dapat dilakukan ditempat sendiri
maka akan ditransmisikan untuk diolah di komputer yang lebih besar,
atau bila data tidak tersedia ditempat sendiri, dapat diambilkan dari
komputer pusat.
Gambar 7. DDP System
Model Komunikasi Data
Ada
3 macam model komunikasi data dilihat berdasarkan tipe channel
transmisi, yakni tipe transmisi satu arah (Simplex atau one way
transmission), transmisi dua arah bergantian (Half Duplex atau either
way transmission), atau transmisi dua arah serentak (Full Duplex atau
both way transmission).
1. Simplex atau One Way Transmission
Tipe
channel transmisi ini hanya dapat membawa informasi data dalam bentuk
satu arah saja, tidak bolak-balik. Misalnya siaran radio atau televisi,
yaitu signal yang dikirimkan dari stasiun pemancar hanya dapat diterima
oleh pesawat penangkap siaran, tetapi pesawat penangkap siaran tidak
dapat mengirimkan infomasi balik ke stasiun pemancar. Pengiriman data
dari satu komputer ke komputer lain yang searah (komputer yang satu
mengirim kekomputer lainnya sebagai penerima) merupakan contoh dari one
way transmission.
2. Half Duplex atau Either Way Transmission
Half
Duplex atau Either Way Transmission biasa disingkat HDX, dalam tipe
channel transmisi ini informasi data dapat dikirim dan diterima namun
tidak secara serentak (bergantian). Artinya bila satu mengirimkan maka
yang lainnya menerima dan sebaliknya. Radio CB Walkie-talkie merupakan
contoh dari two-way transmission, dengan radio CB Walkie-talkie kita
dapat berbicara atau mendengarkan namun secara bergantian.
3. Full Duplex atau Both Way Transmission
Full
Duplex atau Both Way Transmission biasa disingkat FDX merupakan channel
transmisi dimana informasi data dapat mengalir dalam dua arah serentak
atau dapat mengirim dan menerima data dalam waktu yang bersamaan.
Komunikasi lewat telepon merupakan contoh dari tipe channel transmisi
ini. Dengan telepon kita bisa berbicara sekaligus mendengarkan apa yang
sedang diucapkan oleh lawan bicara.
Model komunikasi data berdasarkan jalur transmisinya terdiri dari unicast, multicast, dan broadcast.
1. Unicast
Unicast
merupakan kontak data informasi pada suatu alat dengan alat yang lain,
sedangkan ketika kontak tersebut terjadi, alat tersebut tidak dapat
melakukan kontak dengan alat lainnya diluar kontak yang terjadi. Contoh
apabila dua telepon saling terhubung, telepon yang lain tidak dapat
menghubungi salah satu dari kedua telepon yang sedang terhubung itu.
2. Multicast
Berbeda
dengan Unicast, dalam multicast ketika proses kontak terjadi,
masing-masing alat tetap dapat terhubung dengan alat lainnya. Contohnya
adalah server yang digunakan untuk mengakses Internet. Server mampu
melayani beberapa komputer yang terhubung dengan media transmisi, dan
dalam proses ini masing-masing komputer mampu melakukan proses balik
dengan server tersebut.
3. Broadcast
Dalam proses ini
alat yang menerima data informasi tidak dapat memberikan respon balik
terhadap alat pengirim data informasi. Akan tetapi pengirim dapat
mengirim kelebih dari satu alat sekaligus. Contohnya pemancar radio dan
pemancar televisi.
Berdasarkan konfigurasi jalur transmisi data, model komunikasi data terbagi menjadi point to point dan point to multipoint:
1. Point to Point
Dalam
konfigurasi ini media atau peralatan saling terhubung antara satu
peralatan dengan peralatan lain tanpa terbagi. Konfigurasi ini biasanya
digunakan pada beberapa peralatan komputer seperti printer yang
terhubung langsung dengan komputer.
2. Point to Multipoint
Dimana
suatu alat atau media dapat terhubung dengan beberapa alat lainnya.
Proses transmisi data yang menggunakan konfigurasi ini misalnya
penyiaran radio yang mana sebuah pemancar dapat diakses atau terhubung
dengan beberapa radio sekaligus.
Berdasarkan mode transmisi data,
komunikasi data dapat berbentuk mode transmisi paralel (parallel
transmission) dan mode transmisi seri (serial transmission).
1. Mode Transmisi Paralel
Pada
mode transmisi ini, semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu
kode, ditransmisikan secara serentak satu karakter setiap saat.
Gambar 8. Mode Transmisi Paralel
Bila
digunakan kode ASCII, maka dibutuhkan sebanyak 8 channel untuk
mentransmisikan sekaligus ke 8 buah bit 1 karakter kode ASCII.
Perhatikan, bahwa yang ditransmisikan secara paralel adalah bit-bit
dalam 1 karakter, sedangkan masing-masing karakternya ditransmisikan
secara seri (berurutan).
2. Mode Transmisi Serial
Mode
transmisi serial merupakan mode transmisi yang umum dipergunakan. Pada
mode ini, masing-masing bit dari satu karakter dikirimkan secara
berurutan, yaitu bit per bit, satu diikuti oleh bit berikutnya. Penerima
kemudian merakit kembali arus bit-bit yang datang ke dalam bentuk
karakter.
Gambar 9. Mode Serial Transmisi
Jaringan Komputer
Jaringan
komputer (networks) adalah kumpulan interkoneksi sejumlah komputer dan
komponen hardware dengan saluran komunikasi sehingga dapat berbagi
sumber daya dan data informasi.
Berikut ini merupakan Jenis-jenis jaringan komputer:
Berdasarkan Arsitektur Jangkauan Area
1) PAN (Personal Area Network)
2) LAN (Local Area Network)
3) MAN (Metropolitan Area Network)
4) WAN (Wide Area Network)
5) internet (International Network/Interconnected Network)
Berdasarkan Media Transmisi
1)
Wireline (dengan kabel): jenis-jenis kabel yang biasa digunakan adalah
kabel twisted pair (UTP/unshielded twisted pair dan STP/shielded twisted
pair), Coaxial, dan Fiber Optic
2) Wireless (tanpa kabel
atau nirkabel): jenis-jenis media transmisinya dapat berupa terestrial
microwave (gelombang mikro yang sumbernya dan disalurkannya di bumi),
satellite system, radiasi elektromagnetik, bluetooth, infrared dsb.
Berdasarkan Desain Fisik / Topologi
1) Star
2) Bus
3) Ring
4) Mesh
5) Tree
Protokol Komunikasi Data dan Model Referensi OSI
Protokol
adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan
terjadinya hubungan, komunikasi dan perpindahan data informasi antara
dua atau lebih komputer. Protokol mendefinisikan beberapa fungsi yang
ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data,
informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan
sisi penerima agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar, walaupun
sistem yang ada dalam jaringan tersebut berbeda sama sekali. Protokol
ini mengurusi berbagai hal mulai dari perbedaan format data pada kedua
sistem hingga pada masalah koneksi listrik.
Fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan berikut:
1) Fragmentasi dan reassembly
Fungsi
dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi informasi yang
dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim
mengirimkan informasi dan setelah diterima maka sisi penerima
akan menggabungkan lagi menjadi paket informasi yang lengkap.
2) Encaptulation
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address, kode-kode koreksi dan lain-lain.
3) Connection control
Fungsi
dari Connection control adalah membangun hubungan (connection)
komunikasi dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam
membangun hubungan ini juga termasuk dalam hal pengiriman data
dan mengakhiri hubungan.
4) Flow control
Berfungsi sebagai pengatur perjalanan data dari sisi pengirim ke sisi penerima.
5) Error control
Dalam
pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam
proses pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi
dari error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang
terjadi pada waktu data dikirimkan.
Salah satu protokol standar
internasional adalah OSI (Open System Interconnection). OSI dikeluarkan
oleh lembaga ISO (International Standars Organization ) di Eropa pada
tahun 1977. Model referensi OSI menggambarkan bagaimana data informasi
di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu
komputer lain. Model ini disebut OSI (Open System Interconnection)
Reference Model karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open
system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka
untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya.
Model OSI itu
sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak
menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada
setiap layernya. Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh sebuah layer. Akan tetapi ISO juga telah membuat standar
untuk semua layer, walaupun standar-standar ini bukan merupakan model
referensi itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standar
internasional yang terpisah. Model OSI disusun atas 7 lapisan sebagai
berikut, disusun dari lapisan yang terendah sampai lapisan yang
tertinggi:
⦁ fisik (lapisan 1);
⦁ data link (lapisan 2);
⦁ network (lapisan 3);
⦁ transport (lapisan 4);
⦁ session (lapisan 5);
⦁ presentasi (lapisan 6) dan
⦁ aplikasi (lapisan 7).
Gambar 10. Model Referensi OSI (wikipedia.org)
Ke
tujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu lapisan atas (host layer) dan lapisan bawah (media
layer). Lapisan atas dari model OSI berurusan dengan persoalan aplikasi
dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software. Lapisan tertinggi
(lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user).
Pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi dengan software
aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi. Lapisan bawah dari
model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan
lapisan data link diimplementasikan ke dalam hardware dan software,
sedangkan lapisan network pada umumnya hanya diimplementasikan dalam
software.
Sebelum munculnya model reference OSI, sistem jaringan
komputer menjadi beraneka ragam dan sangat tergantung kepada pemasok
perangkat jaringan (vendor), sehingga banyak perangkat memiliki protokol
berbeda yang tidak dapat saling berkomunikasi. OSI berupaya membentuk
standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperabilitas antara
pemasok yang berbeda, agar komunikasi berbagai perangkat jaringan yang
berbeda tersebut dapat dilakukan.
Model referensi ini awalnya
ditunjukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan,
meski pada kenyataan inisiatif ini mengalami kegagalan yang disebabkan
oleh beberapa faktor berikut:
1) Standar model referensi ini
sangat berdekatan jika dibandingkan dengan model referensi DARPA yang
dikembangkan oleh lembaga Internet Engineering Task Force (IETF). Model
referensi DARPA adalah model basis protocol TCP/IP yang populer di
gunakan dan kini menjadi protokol bagi open system networking terbesar
didunia (Internet) .
2) Model referensi ini dianggap sangat
kompleks dan kurang efektif. Beberapa fungsi seperti halnya metode
komunikasi connectionless dianggap kurang bagus, sementara fungsi
lainnya seperti flow control dan koneksi kesalahan di ulang-ulang pada
beberapa barisan.
3) Pertumbuhan internet dan protocol TCP/IP membuat model referensi OSI menjadi kurang diminati.
Pemerintah
AS mencoba untuk mendukung model referensi OSI dalam solusi jaringan
pemerintah pada tahun 1980an. Dengan mengimplementasikan beberapa
standar yang disebut dengan Goverment Over Systems Interconnection
Profile (GOSIP) usaha ini akhirnya di tinggalkan tahun 1955. Model
referensi OSI pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari
koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi dalam jaringan dapat
berlangsung. Beberapa protocol yang digunakan dalam dunia nyata semacam
TCP/IP, DECNET dan IBM, System Network Architecture (SNA) memetakan
tumpukan protocol (protocol stack) mereka ke model referensi OSI. Model
referensi OSI pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari
bagaimana beberapa protokol jaringan didalam sebuah kumpulan protokol
dapat berfungsi dan berinteraksi.
Dengan maksud agar jaringan
tidak menjadi rumit, protokol OSI dibagi menjadi beberapa
Level/Layer/Lapisan. Susunan dari layer ini menunjukan tahapan dalam
melakukan komunikasi. Masing-masing layer memiliki tujuan yang sama,
yakni memberikan layanan kepada layer yang berada diatasnya.
Level/Layer/Lapisan OSI itu adalah sebagai berikut:
1) Physical Layer (Lapisan Fisik)
Berfungsi
untuk mendefinisikan media transmisi, metode pensinyalan, sinkronisasi
bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet /token ring), topologi
jaringan dan pengkabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan
bagaimana network interface card (NIC) dapat berkomunikasi atau
berinteraksi dengan media kabel atau nirkabel. Lapisan fisik melakukan
fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik.
Hal-hal yang diatur oleh lapisan fisik, adalah:
⦁ Karakteristik fisik dari media dan antarmuka.
⦁
Representasi bit-bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu
menterjemahkan bit 0 atau 1, juga termasuk pengkodean dan bagaimana
mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
⦁ Data rate (laju data).
⦁ Sinkronisasi bit.
⦁ Line configuration (Konfigurasi saluran). Misalnya: point-topoint atau point-to-multipoint configuration.
⦁ Topologi fisik. Misalnya: mesh, star, ring, bus.
⦁ Mode transmisi. Misalnya :half-duplex, full-duplex, simplex.
2) Data Link Layer (Lapisan Data Link)
Berfungsi
untuk menentukan bagaimana bit-bit data di kelompokan menjadi format
yang disebut sebagai frame, pada level ini terjadi koneksi kesalahan,
flow control, pengamatan perangkat keras (seperti halnya media acces
control address (mac address) dan menentukan bagaimana
perangkat-perangkat jaringan seperti hub, brigde, repeater, dan switch
layer 2 beroperasi. Spefikasi IEEE 80z, membagi level ini menjadi 2
level, yaitu lapisan logic link control / (LLC) dan lapisan media acces
control (MAC). Lapisan data link berfungsi mentransformasi lapisan fisik
yang merupakan fasilitas transmisi data mentah menjadi link yang
reliabel. Dalam lapisan ini menjamin informasi bebas error untuk ke
lapisan diatasnya.
Tanggung jawab utama lapisan data link ini adalah sebagai berikut :
⦁
Framing, yaitu membagi aliran bit (bit stream) yang diterima dari
lapisan network menjadi unit-unit data yang disebut frame.
⦁
Physical addressing. Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lain
pada jaringan, maka data link akan menambahkan sebuah header di muka
frame untuk mendefinisikan pengirim dan/atau penerima.
⦁ Flow
control. Jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang maka
flow control akan melakukan tindakan yang menstabilkan laju bit.
⦁
Error control. Data link menambah reliabilitas lapisan fisik dengan
penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal
terkirim.
⦁ Access control. Jika dua atau lebih perangkat
(device) dikoneksi dalam link yang sama, lapisan data link perlu
menentukan perangkat yang mana yang harus dikendalikan pada saat
tertentu.
3) Network Layer (Lapisan Network)
Berfungsi
untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket
dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan
menggunakan router dan switch layer-3. Lapisan network bertanggung jawab
untuk pengiriman paket dengan konsep source-to-destination.
Tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah :
⦁
Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan
physical addressing untuk penangan pengalamatan/addressing secara lokal,
maka pada lapisan network problematika addressing untuk lapisan network
bisa mencakup lokal dan antar jaringan/network. Pada lapisan network
ini logical address ditambahkan pada paket yang datang dari lapisan data
link.
⦁ Routing. Jaringan-jaringan yang saling terhubung
sehingga membentuk internetwork diperlukan metoda routing/pe-rute-an.
Sehingga paket dapat ditransfer dari satu perangkat yang berasal dari
jaringan tertentu menuju perangkat lain pada jaringan yang lain.
4) Transport Layer (Lapisan Transport)
Berfungsi
untuk memecah data kedalam paket-paket data serta memberikan nomor urut
ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan
setelah diterima. Selain itu, level ini juga membuat sebuah tanda bahwa
paket di terima dengan sukses (unknown ledgement) & menstranmisikan
ulang terhadap paket-paket yang hilang ditengah jalan. Pada intinya
lapisan ini bertugas memastikan paket dihantar dengan benar. Tanggung
jawab spesifik lapisan transport ini adalah :
⦁ Sevice-point
addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau
aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan
transport ini tidak hanya menangani pengiriman/delivery
source-todestination dari Komputer yang satu ke komputer yang lain saja
namun lebih spesifik kepada pengiriman jenis pesan (message) untuk
aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap pesan yang berlainan, aplikasi
harus memiliki alamat (address) tersendiri lagi yang disebut service
point address atau port address.
⦁ Segmentation dan reassembly.
Sebuah pesan (message) dibagi dalam segmen- segmen yang terkirim.
Setiap segmen memiliki nomor urut (sequence number). Sequence number ini
yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit (reassembly)
segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang utuh.
⦁ Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku sebagai connectionless atau connection-oriented.
⦁
Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport
bertanggung jawab untuk kontrol aliran (flow control). Bedanya dengan
flow control di lapisan data link adalah dilakukan untuk end-to-end.
⦁ Error control. Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga berorientasi end-to-end.
5) Session Layer (Lapisan Session)
Berfungsi
untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di buat, di
pelihara/dihancurkan. Selain itu di level ini juga dilakukan resolusi
nama. Layanan yang diberikan oleh tiga layer pertama (fisik, data link
dan network) tidak cukup untuk beberapa proses. Maka pada lapisan
session ini dibutuhkan dialog controller.
Tanggung jawab spesifik :
⦁ Dialog control.
⦁ Sinkronisasi.
6) Presentation Layer (Lapisan presentasi)
Berfungsi
untuk menetralisasikan data yang hendak di transmisikan oleh aplikasi
kedalam format yang dapat ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format
yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam
level ini adalah perangkat lunak redirector (redirector software).
Presentation layer lebih cenderung pada syntax dan semantic pada
pertukaran informasi dua sistem.
Tanggung jawab spesifik:
⦁ Translasi.
⦁ Enkripsi.
⦁ Kompresi.
7) Application layer (Lapisan aplikasi)
Berfungsi
sebagai antar muka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan,
mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian
membuat pesan-pesan kesalahan. Protocol yang berada dalam lapisan ini
adalah HTTP, FTP, SMTP, & NFS.
Daftar Istilah
⦁ Jaringan kerja (network): Hubungan komunikasi satu sama lainnya antara dua atau lebih alat sehingga membentuk suatu sistem.
⦁ Terminal: setiap titik dimana data dapat masuk atau keluar dari sistem.
⦁
Crosstalk: sebuah fenomena dimana signal transmisi pada sebuah sirkuit
atau saluran, menciptakan efek mengganggu terhadap signal transmisi pada
sirkuit atau saluran lainnya.
⦁ Noise signal: kesalahan pada
signal berguna dalam mentransmisikan informasi yang diakibatkan gangguan
acak dari suatu energi, baik energi natural ataupun buatan manusia
⦁
Interferensi: interaksi antar gelombang di dalam suatu wilayah.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun
jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang
terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat
merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang
saling menghilangkan.
Download Materinya
Disini